This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Senin, 06 Mei 2013

PARADIGMA PENDIDIKAN TERPADU

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas matakuliah
Pengantar Pendidikan




BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Pendidikan merupakan salah satu faktor utama dalam meningkatkan mutu masyrakat yang berkarakter dan memiliki sumber daya manusia yang bermutu.
Masalah pendidikan merupakan masalah yang sangat penting dan tidak bisa dipisahkan dari seluruh rangkaian kehidupan manusia. Pendidikan merupakan suatu perbuatan, tindakan, dan praktek. Namun, demikian pendidikan tidak dapat diartikan sebagai satu hal yang mudah, sederhana, dan tidak memerlukan pemikiran. Karena istilah pendidikan sebagai praktek, mengandung implikasi pemahaman akan arah dan tujuannya. Karenanya proses pendidikan itu bukan hanya sekedar lahiriah dan suatu prilaku kosong saja. Pendidikan tidak diarahkan untuk pendidikan itu sendiri, melainkan diarahkan untuk pencapaian maksud, arah, dan tujuan di masa yang akan datang.
Kualitas yang dihasilkan dari output pendidikan sangat ditentukan oleh proses yang terjadi dalam interaksi pendidikan. Keseluruhan proses dan metode dalam pendidikan didasarkan pada tujuan yang ingin dicapai dari pendidikan tersebut. Sedangkan tujuan pendidikan ditentukan berdasarkan pilihan paradigma yang dijadikan dasar dalam pendidikan. Dari asumsi tersebut terlihat betapa paradigma dalam pendidikan menjadi sesuatu hal yang fundamental dan menentukan hasil dari pendidikan. Baik dan buruknya output dari pendidikan sangat ditentukan oleh paradigma pendidikan yang dianut.

B.     Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian paradigma pendidikan dan pendidikan terpadu?
2.      Apa dasar dan konsep  pendidikan terpadu?
3.      Apa keterpaduan antar ilmu agama dan umum?
4.      Apa kekurangan dan kelebihan dari pendidikan terpadu?

C.     Tujuan Masalah
1.      Untuk mengetahui pengertian paradigma pendidikan dan pendidikan terpadu.
2.      Untuk mengetahui komponen-komponen dalam pendidikan terpadu.
3.      Untuk mengetahui sistem pendidikan terpadu.
4.      Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan dari pendidikan terpadu.



BAB II
PEMBAHASAN
1.      Pengertian Paradigma Pendidikan dan Pendidikan Terpadu
a.       Pengertian Paradigma Pendidikan
Paradigma dalam KBBI ada tiga pengertian (1) bentuk dari sebuah kata yang memperlihatkan konjugasi dan deklinasi kata (2) medel dalam teori ilmu pengetahuan  (3) kerangka berfikir.[1] Sedangkan dalam Bahasa Inggris adalah “Paradigm” yang berarti model. Sedangkan Barker menyatakan bahwa kata paradigma berasal dari bahasa Yunani “Paradeigma” yang berarti model, pola dan contoh. Menurut William Harmon menulis bahwa paradigma adalah cara yang mendasar dalam memahami, berfikir, menilai, dan cara melakukan sesuatu yang digabungkan dengan visi tentang kehidupan tertentu.Dari beberapa definisi yang dikemukakan diatas, tampaklah bahwa paradigma adalah cara dan pola yang mendasari pemahaman, penilaian, peraturan, dan pedoman dalam mengerjakan sesuatu.[2]
Sedangkan pendidikan terpadu adalah keseluruhan mata pelajaran yang diharapkan dapat tumbuh secara simbiostik saling mempengaruhi dan memperkaya. Dalam artian adanya keterkaitan satu sama lain, sehingga masing-masing konsep selalu akan memberi kemudahan dan berakses luas terhadap upaya memperkuat cara berpikir intelektual sejalan dengan proses internalisasi nilai agama dan kebudayaan. Sedangkan Menurut Moh. Kasiram pendidikan terpadu adalah pendidikan yang utuh antara sains dan agama, dan keduanya diharapkan dapat berjalan secara berdampingan dan seimbang.
Jadi, paradigma pendidikan terpadu adalah cara mendasar dalam memahami pendidikan antara agama dan sains (umum)  yang mengharapkan keduanya dapat berdampingan dan berjalan dengan seimbang.[3]


2.       Dasar dan konsep pendidikan terpadu

1.      Dasar-dasar Pendidikan Terpadu
a.       Landasan Normatif-Teologis
Wahyu pertama yang datang dari Rasulullah SAW memerintahkan untuk membaca (QS. Al-Alaq:1-5)
“Bacalah dengan nama Tuhanmu  yang telah menciptakan. Ia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah! Dan Tuhanmu itu maha Pemurah yang telah mengajarkan dengan pena. Ia telah mengajarkan kepada menusia apa-apa yang belum diketahuinya.”(QS. Al-Alaq:1-5).41 
Inspirasi pertama yang turun dari Allah ini menjadi sebuah catatan yang sangat besar pada perjalanan hidup Muhammad. Ternyata Beliau mendapatkan wahyu dari Allah yang pertama kali dengan perintah membaca. Sehingga membaca adalah materi pertama dalam dustur (undang-undang, system ajaran) Islam yang sarat dengan makna, bimbingan dan pengarahan.
b.      Landasan Filosofis
Secara filosofis, ada dua prinsip penting yang perlu diperhatikan dalam penyelenggaraan pembelajaran, yaitu prinsip progresivisme dan prinsip humanisme.
Prinsip progresivisme berisi wawasan bahwa pendekatan pembelajaran harus berpusat pada siswa dan dihadapkan pada persoalan problem solving. Sedangkan prinsip humanisme adalah prinsip yang memposisikan manusia sebagai manusia.
Paradigma pendidikan Islam jika dipandang dari aspek filosofis adalah sebagai upaya pengembangan pandangan hidup Islami yang diwujudkan dalam sikap hidup dan dimanivestasikan dalam kehidupan sehari-hari.
c.       Landasan Historis
Sejarah Islam dapat dibagi ke dalam tiga periode, yaitu: periode klasik, periode pertengahan dan periode modern. Pada periode klasik umat Islam mengalami kejayaan, maka pemikiran Islam begitu berkembang sehingga melahirkan kemajuan dunia Islam baik di bidang ekonomi, pertanian, sains maupun ilmu-ilmu agama.
Sedangkan pada masa pertengahan dan modern umat Islam mengalami masa kemunduran. Bertolak dari situ untuk mengejar ketertinggalannya dari Barat, ulama dan para pemikir Islam berusaha untuk mencapai kemajuan Islam kembali melalui ide-ide cemerlangnya. Sebagai implikasinya sistem pendidikan Islam yangdibangun lewat lembaga pendidikan menggunakan system terpadu antara materi agama dan umum.

2.   Konsep Pendidikan Terpadu
1.    Konsep pendidikan terpadu
Untuk membangun sekolah yang menggairahkan maka seluruh proses kegiatan belajar mengajar harus di bangun dalam enam konsep umum, yaitu:
a.    Rabbaniyah
Dalam prakteknya, kegiatan belajar mengajar di sebuah lembaga
pendidikan terpadu hendaklah mengacu pada nilai-nilai Rabbani. Aktivitas rabbaniyah hendaknya berlangsung terus menerus  selama proses pembelajaran.  Bentuk aktivitas Rabbaniyah  meliputi aplikasidzikir, fikir, tadabur, dan aplikasi amal.  Sebagai contoh ketika  menjelaskan fenomena alam  seperti hujan, banjir, gempa bumi, energi dan  sebagainya dikaitkan  dengan keagungan, kebesaran Allah  dan isyarat-isyarat dalam Al-qur’an dan As-Sunnah
b.    Integratif
Konsep umum pembelajaran yang kedua ialah integratif.  Konsep integratif dapat berarti bahwa  dalam proses pembelajaran  memadukan secara utuh ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik. Konsekuensinya, kegiatan belajar harus menstimulasi  ketiga ranah tersebut dengan menggunkan berbagai pendekatan,  metode dan sarana belajar.  Belajar tidak hanya berlaku pada pembahasan konsep-konsep  dan teori belaka. Sehingga setiap pokok bahasannya bisa membimbing mereka untuk masuk pada aplikasinya.
c.     Stimulatif
Kegiatan belajar yang efektif haruslah mampu  memberikan stimulasi yang optimal kepada peserta didik.  Memberi stimulasi yang optimal  sebaiknya menyesuaikan diri  dengan bagaimana  sifatnya  dalam hal ini psikologi kognitif  dapat memberikan  sumbangan yang berarti  dalam upaya mengoptimalkan  kemampuan  dan daya serap anak dalam kontek belajar.
d.   Fasilitatif
Kegiatan belajar mengajar  harus mampu meyediakan seluas-luasnya  sumber dan media belajar.  Belajar tidak hanya terpaku pada ruang kelas dan sumber belajar tradisional.  Sumber dan media belajar harus diperluas tidak hanya di lingkungan  sekolah namun juga di lingkungan  alam sekitarnya, masyarakat, instansi/lembaga, keluarga, masjid, pasar, tokoh dan lain sebagainya.  Berbagai kegiatan informal juga  dijadikan media bagi proses belajar mereka, seperti dalam  hal berpakaian, aktivitas makan dan jajan, aktivitas  ibadah, aktivitas kebersihan, aktivitas sosial. 
e.    Inovatif
Dalam sebuah inovasi pembelajaran, sebuah inovasi hendaklah  mengarahkan desain pembelajaran untuk selalu bervariatif dan dinamis.  Dalam membuat inovasi pembelajaran guru dituntut untuk  menemukan dan menuangkan ide-ide baru tentang  model pembelajaran  yang dibingkai dengan nilai-nilai Islam.  Sejalan dengan hal tersebut berbagai kegiatan belajar mengajar  perlu didesain  untuk menciptakan konsentrasi dan ketertarikan belajar siswaProses inovasi pembelajaran, misalnya  dimulai dari beragam langkah pembelajaranbaik media, sumber atau evaluasi belajar.
f.     Motivatif
Kegiatan belajar mengajar harus mampu membangkitkan motivasi berprestasi  pada peserta didikDengan tumbuhnya need achievement(perlu prestasi) pada setiap siswa, maka dia akan selalu  menjadikan seluruh aktivitasnya untuk meraih prestasi. Sehingga, untuk dapat membangkitkan kebutuhan siswa agar berprestasi, maka setiap pengalaman belajar anak haruslah dirasakan sebagai suatu pengalaman yang menyenangkan sekaligus menantang.
Keenam konsep pendidikan terpadu tersebut patutlah peserta didik melakukannya agar menjadi peserta didik yang berkualitas dan berkuantitas lebih baik dalam belajarnya.


3.  Keterpaduan Antar Ilmu Agama Dan Umum
Keterpaduan antara berbagai disiplin ilmu umum dan agama perlu dilakukan, tanpa mengorbankan spesialisasi yang menjadi ciri masarakat moderen. Dalam hal ini Keterpaduan antara ilmu umum dengan ilmu agama ini juga membawa timbulnya konsep Islamisasi Ilmu Pengetahuan yang pernah menjadi bahan diskusi yang hingga saat ini belum tuntas. Islamisasi Ilmu Pengetahuan ini, menurut Kuntowijoyo sangat signifikan dalam rangka menjawab persoalan yang selama ini dirasakan didunia pendidikan yaitu dualisme antara ilmu-ilmu agama dan ilmu-ilmu “sekular”. Dualisme ini sangat mencolok jika diamati adanya perbedaan dan bahkan ditemui antara pendidikan agama dan pendidikan umum.Untuk mengatasi masalah ini, Kuntowijoyo mencatat lima langkah yang di lakukan, yaitu:
1.      Dengan cara memasukkan matakuliah keislaman sebagai bagian integral dari sistem kurikulum yang ada. Misalnya, dengan memasukkan materi-materi studi Islam secara wajib mulai dari tingkat dasar sampai tingkat tertentu sebagai bagian yang perlu dikembangkan integral kurikulum pendidikan keilmuan.
2.      Dengan cara menawarkan mata kuliah pilihan dalam studi keislaman setelah menerima mata kuliah studi keislaman yang diwajibkan pada tingkat tingkat permulaan, pada tingkat berikutnya mahasiswa diharuskan memilih studi- studi Islam secara bebassecara tafsir,hadits,fiqih,sejarah islam dsb.
3.      Dapat mengarahkan terjadinya integrasi antara ilmu-ilmu agama dan ilmu-ilmu umum.
4.      Mengambil jalan lain, yaitu dengan terlebih dahulu mengintregasikan semua disiplin ilmu didalam kerangka kurikulum islam.
5.      Cara lain yang perludikembangkandalammengakuimasalahtersebutadalah denganmengamankanpelajaranakhlakdenganseluruhbidangstudi yang diajarkan di sekolah.[4]


4. Kelebihan dan Kekurangan Pendidikan Terpadu
a. Kelebihan pendidikan terpadu
  1. Materi pelajaran menjadi dekat dengan kehidupan anak sehingga anak dengan mudah memahami sekaligus melakukannya.
  2. Siswa juga dengan mudah dapat mengaitkan hubungan materi pelajaran di mata pelajaran yang satu dengan mata pelajaran lainnya.
  3. Dengan bekerja dalam kelompok, siswa juga dapat mengembangkan kemampuan belajarnya dalam aspek afektif dan psikomotorik, selain aspek kognitif.
  4. Pembelajaran terpadu mengakomodir jenis kecerdasan siswa.
  5. Dengan pendekatan pembelajaran terpadu guru dapat dengan mudah menggunakan belajar siswa aktif sebagai metode pembelajaran.
b.Kekurangan dalam pendidikan terpadu
  1. Aspek Guru.
Guru harus berwawasan luas,  memiliki kreativitas tinggi, keterampilan metodologis yang handal,  rasa percaya diri yang tinggi, dan berani mengemas dan mengembangkan materi. Secara akademik, guru dituntut untuk terus menggali informasi ilmu pengetahuan  yang berkaitan dengan materi yang akan diajarkan dan banyak membaca buku agar penguasaan bahan ajar tidak terfokus pada bidang kajian tertentu saja. Tanpa kondisi ini, maka pembelajaran terpadu akan sulit terwujud.
  1. Aspek peserta didik
 Pembelajaran terpadu menuntut kemampuan belajar peserta didik yang relatif “baik”, baik dalam kemampuan akademik maupun kreativitasnya. Hal ini terjadi karena model pembelajaran terpadu menekankan pada kemampuan analitik (mengurai), kemampuan asosiatif (menghubung-hubungkan), kemampuan eksploratif dan elaboratif (menemukan dan menggali). Bila kondisi ini tidak dimiliki, maka penerapan model pembelajaran terpadu ini sangat sulit dilaksanakan.
  1. Aspek sarana dan sumber pembelajaran
 Pembelajaran terpadu memerlukan bahan bacaan atau sumber informasi yang cukup banyak dan bervariasi, mungkin juga fasilitas internet. Semua ini akan menunjang, memperkaya, dan mempermudah pengembangan wawasan. Bila sarana ini tidak dipenuhi, maka penerapan pembelajaran terpadu juga akan terhambat.


  1. Aspek kurikulum
 Kurikulum harus luwes, berorientasi pada pencapaian ketuntasan pemahaman peserta didik (bukan pada pencapaian target penyampaian materi). Guru perlu diberi kewenangan dalam mengembangkan materi, metode, penilaian keberhasilan pembelajaran peserta didik.
  1. Aspek penilaian
 Pembelajaran terpadu membutuhkan cara penilaian yang menyeluruh (komprehensif), yaitu menetapkan keberhasilan belajar peserta didik dari beberapa bidang kajian terkait yang dipadukan. Dalam kaitan ini, guru selain dituntut untuk menyediakan teknik dan prosedur pelaksanaan penilaian dan pengukuran yang


[1] KBBI, Qtmedia.
[4]NataAbuddin, ParadigmaPendidikan Islam KapitaSelektaPendidikan Islam, (Jakarta : PT Grasindo, 2001), hal 91-94.



BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Pendidikan terpadu adalah “keseluruhan mata pelajaran yang diharapkan dapat tumbuh secara simbiostik saling mempengaruhi dan memperkaya. Dalam artian adanya keterkaitan satu sama lain, sehingga masing-masing konsep selalu akan memberi kemudahan dan berakses luas terhadap upaya memperkuat cara berpikir intelektual sejalan dengan proses internalisasi nilai agama dan kebudayaan”.
Komponen-Komponen Pendidikan Terpadu yaitu dasar-dasar Pendidikan Terpadu, Tujuan Pendidikan Terpadu, Fungsi Pendidikan Terpadu, Fungsi Pendidikan Terpadu.
Konsep pendidikan terpadu adalah rabbaniyah, integratif, stimulatif, fasilitatif, inovatif dan motivatif. Keeenam konsep tersebut patutlah dilakukan oleh peserta didik agar peserta didik menjadi pribadi yang berkualitas dan berkuantitas yang baik
Tujuan umum pendidikan terpadu  adalah membina  peserta didik  untuk menjadi insan muttaqqin (manusia bertaqwa) yang cerdas, berakhlak mulia  dan memiliki  keterampilan  yang memberi manfaat dan maslahat bagi umat manusia,